Bisa saja kamu tahu apa yang kurasa tapi bisa saja kamu tidak tahu, yang jelas aku tidak peduli pada tinggi rendahnya tingkat pengetahuanmu.
Saat ini aku hanya peduli pada perasaanku yang sangat kurang ajar dengan menghianati aku sampai setelak ini, padahal aku mempercayainya setengah mati!!
Dulu perasaanku ini tahu diri, dia tidak pernah bertindak di luar kuasaku. Pokoknya akulah yang memutuskan apa yang harus dia rasa atau apa yang tidak semestinya dia rasa.
Dulu… aku memegang kendali penuh atas perasaanku yang sekarang tengah bertingkah konyol ini!!
Dulu …aku biasa mengatakan pada kepala dan jiwaku: “perasaanku ini bukan pembangkang, tidak seperti kalian yang bertindak diluar kemauanku!!… padahal akulah pemilik kalian!!”.
Tapi sekarang aku menjadi bahan tertawaan bagi kepala dan jiwaku yang sedari awal memang pemberontak, meski aku tidak bisa membalas mereka dengan makian sengit karena akulah yang dengan bodohnya membiarkan kepala dan jiwaku meracuni perasaanku dengan pemikiran kepalaku yang terlalu luar biasa dan pandangan jiwaku yang melewati batas normal.
Bahkan ketika aku mengatakan semua ini kepadamu, perasaanku yang konyol itu tengah merasa senang, takut, malu, sedih sekaligus pada saat bersamaan dan perlu digaris bawahi semua rasa yang dirasa oleh perasaanku ini menggunakan akhiran setengah mati sebelum titik.
Sungguh konyol dan bodoh menurutku!!!
Aku biasanya sangat tenang, karena aku selalu memerintah perasaanku untuk tenang.
Sebelumnya ku tidak pernah merasakan beragam perasaan pada saat bersamaan karena itu melelahkan!! Tapi sekarang kamu sudah mendengar apa yang tengah terjadi bukan?!
Jadi jangan beranjak dari sana, tempat kamu memandangku dengan raut wajah heran dan penasaran tapi anehnya terlihat terlalu cantik dan menawan untukku.
Mataku sakit, rasanya seperti dengan sengaja menyorotkan cahaya senter kemataku sendiri, bukan..bukan……..…rasanya seperti seolah-olah aku tengah dengan sangat kurang ajar berusaha memelototi sinar matahari paling murni sementara mataku terasa perih karena tingkah bodohku itu.
Dan sekarang dengarkan baik-baik apa yang akan diucapkan oleh bibirku yang kini ikutan kurang ajar dengan menuruti perintah perasaan, kepala dan jiwaku secara bersamaan, sementara kakiku (yang juga kurang ajar dengan menghiati aku!!) melaju menuju tempatmu berdiri di depan kelasmu bergosip dengan teman-teman cewekmu yang sangat kurang ajar memandangku dengan pandangan menantang sambil terkikik-kikik kegelian seperti tengah dikelitik orang utan terlatih dari taman safari.
Aku hampir sampai dihadapanmu!!
Ah…..aku bisa saja menjadi gila bila terus menerus merasa seperti ini!!!
Siapapun, apapun, tolong aku!!
Tolonglah pribadiku yang tengah diambil alih oleh perasaan, kepala dan jiwaku dengan mengatas namakan kenyataan bahwa aku jatuh cinta pada kamu (yang juga telah sangat kurang ajar mencuri hatiku tanpa sepengetahuanku)!!
Ah…..tidak!!aku hampir sampai dihadapanmu gadis menawan!
Setidaknya aku harus berusaha mengambil alih kendali atas satu-satunya indra yang akan menolongku agar tidak mati karena kekurangaajaran detak jantungku yang bertalu dengan terlalu kencang dan tak beraturan, aku memejamkan mataku dengan terus meneriakan permohonanku atas pertolongan……..
Dan aku berdiri disana, didalam bilik toilet cowok berbau pesing yang berada di sebelah barat gedung sekolahku, tepat diseberang kelasmu!!
Oh..…perasaanku belum berfungsi dengan benar, bahkan bukan hanya perasaanku yang belum berfungsi dengan benar.
Seluruh tubuhku belum berfungsi benar, bahkan otot dan aliran darahku bersikap melebihi batas kewajaran yang telah kutetapkan untuk diriku sendiri.
Tapi setidaknya aku selamat, segumpal rasa takut dan maluku bersedia menghianati perasaanku yang kurang ajar itu dan menyelamatkan aku pada detik-detik terakhir sebelum aku mempermalukan diriku sendiri atas tindakan membangkang seluruh tubuhku yang dengan kompak melawan perintahku.
Tapi aku sedikit iba pada perasaan, kepala dan jiwaku yang kini menelungkup penuh kesedihan. Tapi aku tidak terlalu peduli, karena kini aku tengah menelaah hadirnya sekeping kesepian yang menyempil diantara perasaan, kepala dan jiwaku membuatku merasa sesak dan memerintah kelenjar air mataku melakukan tuganya.
Rasa sesak dan air mata yang menetes karena aku tidak mampu mengutarakan bahasa cinta perasaanku padamu, gadis menawan yang tengah menawan hatiku…….
Saat ini aku hanya peduli pada perasaanku yang sangat kurang ajar dengan menghianati aku sampai setelak ini, padahal aku mempercayainya setengah mati!!
Dulu perasaanku ini tahu diri, dia tidak pernah bertindak di luar kuasaku. Pokoknya akulah yang memutuskan apa yang harus dia rasa atau apa yang tidak semestinya dia rasa.
Dulu… aku memegang kendali penuh atas perasaanku yang sekarang tengah bertingkah konyol ini!!
Dulu …aku biasa mengatakan pada kepala dan jiwaku: “perasaanku ini bukan pembangkang, tidak seperti kalian yang bertindak diluar kemauanku!!… padahal akulah pemilik kalian!!”.
Tapi sekarang aku menjadi bahan tertawaan bagi kepala dan jiwaku yang sedari awal memang pemberontak, meski aku tidak bisa membalas mereka dengan makian sengit karena akulah yang dengan bodohnya membiarkan kepala dan jiwaku meracuni perasaanku dengan pemikiran kepalaku yang terlalu luar biasa dan pandangan jiwaku yang melewati batas normal.
Bahkan ketika aku mengatakan semua ini kepadamu, perasaanku yang konyol itu tengah merasa senang, takut, malu, sedih sekaligus pada saat bersamaan dan perlu digaris bawahi semua rasa yang dirasa oleh perasaanku ini menggunakan akhiran setengah mati sebelum titik.
Sungguh konyol dan bodoh menurutku!!!
Aku biasanya sangat tenang, karena aku selalu memerintah perasaanku untuk tenang.
Sebelumnya ku tidak pernah merasakan beragam perasaan pada saat bersamaan karena itu melelahkan!! Tapi sekarang kamu sudah mendengar apa yang tengah terjadi bukan?!
Jadi jangan beranjak dari sana, tempat kamu memandangku dengan raut wajah heran dan penasaran tapi anehnya terlihat terlalu cantik dan menawan untukku.
Mataku sakit, rasanya seperti dengan sengaja menyorotkan cahaya senter kemataku sendiri, bukan..bukan……..…rasanya seperti seolah-olah aku tengah dengan sangat kurang ajar berusaha memelototi sinar matahari paling murni sementara mataku terasa perih karena tingkah bodohku itu.
Dan sekarang dengarkan baik-baik apa yang akan diucapkan oleh bibirku yang kini ikutan kurang ajar dengan menuruti perintah perasaan, kepala dan jiwaku secara bersamaan, sementara kakiku (yang juga kurang ajar dengan menghiati aku!!) melaju menuju tempatmu berdiri di depan kelasmu bergosip dengan teman-teman cewekmu yang sangat kurang ajar memandangku dengan pandangan menantang sambil terkikik-kikik kegelian seperti tengah dikelitik orang utan terlatih dari taman safari.
Aku hampir sampai dihadapanmu!!
Ah…..aku bisa saja menjadi gila bila terus menerus merasa seperti ini!!!
Siapapun, apapun, tolong aku!!
Tolonglah pribadiku yang tengah diambil alih oleh perasaan, kepala dan jiwaku dengan mengatas namakan kenyataan bahwa aku jatuh cinta pada kamu (yang juga telah sangat kurang ajar mencuri hatiku tanpa sepengetahuanku)!!
Ah…..tidak!!aku hampir sampai dihadapanmu gadis menawan!
Setidaknya aku harus berusaha mengambil alih kendali atas satu-satunya indra yang akan menolongku agar tidak mati karena kekurangaajaran detak jantungku yang bertalu dengan terlalu kencang dan tak beraturan, aku memejamkan mataku dengan terus meneriakan permohonanku atas pertolongan……..
Dan aku berdiri disana, didalam bilik toilet cowok berbau pesing yang berada di sebelah barat gedung sekolahku, tepat diseberang kelasmu!!
Oh..…perasaanku belum berfungsi dengan benar, bahkan bukan hanya perasaanku yang belum berfungsi dengan benar.
Seluruh tubuhku belum berfungsi benar, bahkan otot dan aliran darahku bersikap melebihi batas kewajaran yang telah kutetapkan untuk diriku sendiri.
Tapi setidaknya aku selamat, segumpal rasa takut dan maluku bersedia menghianati perasaanku yang kurang ajar itu dan menyelamatkan aku pada detik-detik terakhir sebelum aku mempermalukan diriku sendiri atas tindakan membangkang seluruh tubuhku yang dengan kompak melawan perintahku.
Tapi aku sedikit iba pada perasaan, kepala dan jiwaku yang kini menelungkup penuh kesedihan. Tapi aku tidak terlalu peduli, karena kini aku tengah menelaah hadirnya sekeping kesepian yang menyempil diantara perasaan, kepala dan jiwaku membuatku merasa sesak dan memerintah kelenjar air mataku melakukan tuganya.
Rasa sesak dan air mata yang menetes karena aku tidak mampu mengutarakan bahasa cinta perasaanku padamu, gadis menawan yang tengah menawan hatiku…….